Halo, Apa kabar seluruhnya? Selamat tiba di postingan ini yang hendak membahas wacana konten pembelajaran literasi sosial budaya. Selamat berjumpa kembali dengan kami, para pembaca setia yang sarat semangat dalam menggali wawasan baru. Pada peluang kali ini, kita akan mempelajari ihwal pentingnya literasi sosial budaya dalam kehidupan sehari-hari kita. Mari kita berpetualang bareng dalam dunia pengetahuan yang mempesona ini. Jadi, silakan simak postingan ini hingga akhir. Selamat membaca!
Literasi sosial budaya bukan cuma perihal wawasan, tetapi juga tentang kepekaan kepada perbedaan, toleransi, dan kesanggupan untuk membangun korelasi yang harmonis di tengah keberagaman. Dengan literasi sosial budaya, kita dapat menjadi biro perubahan yang bisa mengiklankan dialog, menghormati perbedaan, dan memperkuat semangat inklusi dalam masyarakat kita.
Pentingnya literasi sosial budaya dalam pendidikan tidak dapat diragukan lagi. Literasi ini memungkinkan kita memperluas pengertian kita tentang banyak sekali budaya di sekeliling kita. Dengan mengetahui perbedaan dan kesamaan antar budaya, kita mampu membentuk sikap yang inklusif dan menghormati keanekaragaman.
Selain itu, literasi sosial budaya juga membantu meningkatkan keahlian komunikasi dan pemecahan duduk perkara, yang merupakan kemampuan penting dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mendorong literasi sosial budaya dalam pendidikan, kita mampu membuat lingkungan yang lebih toleran dan saling mengerti, serta memperkuat relasi antara individu dan penduduk dalam kerangka globalisasi yang semakin kompleks.
Literasi sosial budaya dikembangkan berdasarkan tiga disiplin keilmuan, yaitu: (1) ilmu sejarah; (2) sosiologi; dan (3) antropologi. Dalam perkembangannya, ketiga disiplin ilmu tersebut dijadikan rujukan dalam analisis aneka macam masalah strategis penduduk . Isu strategis yang dimaksud meliputi aneka macam situasi yang mempunyai imbas secara meluas dalam kehidupan beragama, berbangsa, dan bernegara, baik dalam konteks personal, masyarakat, maupun religius.
Materi pokok yang dikembangkan dalam Literasi Sosial Budaya mencakup tiga konten, yakni: (1) janji kebangsaan; (2) toleransi; serta (3) akomodatif dan inklusif. Sebagaimana sudah diterangkan sebelumnya, ketiga konten Literasi Sosial Budaya tersebut ialah pengejawantahan dari kebijakan Kementerian Agama Republik Indonesia dalam mendorong tumbuhnya perilaku moderasi beragama dikalangan anak bangsa. Penguatan moderasi beragama merupakan salah satu pilar penting dalam mewujudkan harmoni kehidupan berbangsa dan bernegara.
Masing-masing konten Literasi Sosial Budaya akan dikembangkan ke dalam beberapa sub konten. Setiap sub konten penjelasannya sesuai dengan berita-informasi strategis penduduk , tetap mengacu pada ilmu sejarah, sosiologi, dan antropologi. Atas dasar itu, maka dapat dikatakan bahwa bahan pokok yang dikembangkan dalam Literasi Sosial Budaya mencakup berita-berita sosial budaya yang berpengaruh kepada pembentukan perilaku moderasi peserta bimbing.
- Menghargai dan menjiwai identitas nasional;
- Menghargai dan menindaklanjuti perjuangan para pahlawan;
- Mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi dan kalangan;
- Berpartisipasi aktif dalam upaya merealisasikan integrasi nasional.
- Menghargai dan mengapresiasi perbedaan agama, ras, suku, budaya, dan kalangan;
- Terbuka dan mengapresiasi kesetaraan gender;
- Mengusung spirit perubahan secara baik dan tidak menghalalkan segala cara.
- Komitmen untuk menjaga kearifan setempat (local wisdom);
- Komitmen untuk menyempurnakan diri dengan mengadopsi ilham-inspirasi baru yang nyata
- Terbuka dan apresiatif kepada amaliah keagamaan yang berbeda.